On Sabtu, 01 Juni 2013 0 komentar

Budidaya belut

Belut,sering kita mengenalnya, sudah banyak juga orang yang sukses dengan budidaya belut, sebetulnya apa yang dimaksud dengan belut?jenis apakah belut ini? Berikut sedikit pengertian belut yang disadur dari Wikipedia :
belut 1 300x224 Budidaya belut
Belut adalah sekelompok ikan berbentuk mirip ular yang termasuk dalam suku Synbranchidae. Suku ini terdiri dari empat genera dengan total 20 jenis. Jenis-jenisnya banyak yang belum diperikan dengan lengkap sehingga angka-angka itu dapat berubah. Anggotanya bersifat pantropis (ditemukan di semua daerah tropika).
Belut berbeda dengan sidat, yang sering dipertukarkan. Ikan ini boleh dikatakan tidak memiliki sirip, kecuali sirip ekor yang juga tereduksi, sementara sidat masih memiliki sirip yang jelas. Ciri khas belut yang lain adalah tidak bersisik (atau hanya sedikit), dapat bernafas dari udara, bukaan insang sempit, tidak memiliki kantung renang dan tulang rusuk. Belut praktis merupakan hewan air darat, sementara kebanyakan sidat hidup di laut meski ada pula yang di air tawar. Mata belut kebanyakan tidak berfungsi baik; jenis-jenis yang tinggal di gua malahan buta.
Ukuran tubuh belut bervariasi. Monopterus indicus hanya berukuran 8,5 cm, sementara belut marmer Synbranchus marmoratus diketahui dapat mencapai 1,5m. Belut sawah sendiri, yang biasa dijumpai di sawah dan dijual untuk dimakan, dapat mencapai panjang sekitar 1m (dalam bahasa Betawi disebut moa).
Kebanyakan belut tidak suka berenang dan lebih suka bersembunyi di dalam lumpur. Semua belut adalah pemangsa. Daftar mangsanya biasanya hewan-hewan kecil di rawa atau sungai, seperti ikan, katak, serangga, serta krustasea kecil.
Jenis belut ada 3 macam, yaitu jenis belut rawa, belut sawah dan belut kali atau belut rawa. Jenis belut yang paling sering dijumpai adalah belut sawah.
Manfaat belut adalah : Sebagai sumber protein hewani, pemenuhan kebutuhan makanan sehari hari dan sebagai penambah obat darah.
Lokasi ideal budidaya belut :
  1. Secara klimatologis belut tidak membutuhkan kondisi yang spesifik. Bisa di dataran rendah dan tinggi, bisa ditempat yang curah hujan nya tinggi atau rendah.
  2. Budidaya belut memerlukan kualitas air yang baik , bersih  dan tanah nya juga harus baik, terhindar dari bahan kimia beracun.
  3. Suhu ideal adalah 25 – 31 derajat Celcius
  4. Bibit belut yang masih berukuran 1-2cm memerlukan kondisi air yang lebih baik, bening dan kaya akan oksigen. Sedangkan belut yang sudah  sudah dewasa tida terlalu memilih jenis air.
Pedoman singkat budidaya :
Persiapan sarana produksi
jenis kolam budidaya belut antara lain:
  1. kolam induk/kolam pemijahan,
  2. kolam pendederan (untuk benih belut berukuran 1-2 cm),
  3. kolam belut remaja (untuk belut ukuran 3-5 cm),
  4. kolam pemeliharaan belut konsumsi (terbagi menjadi 2 tahapan yang masing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan) yaitu untuk pemeliharaan belut ukuran 5-8 cm sampai menjadi ukuran 15-20 cm dan untuk pemeliharan belut dengan ukuran 15-20 cm sampai menjadi ukuran 30-40 cm.
belutmakan 300x225 Budidaya belut
Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama hanya dibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri.
  1. Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m 2.
  2. Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m 2
  3. Untuk kolam belut remaja (ukuran 2-5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m 2
  4. untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m 2
  5. kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20cm) daya tampungnya 50 ekor/m 2 , hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran 3-50 cm
Pembuatan kolam belut dengan bahan bak dinding tembok/disemen dan dasar bak tidak perlu diplester.
Peralatan lainnya berupa media dasar kolam, sumber air yang selalu ada, alat penangkapan yang diperlukan, ember plastik dan peralatan-peralatan lainnya
Media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, sekam padi dan jerami padi. Caranya kolam yang masih kosong untuk lapisan pertama diberi sekam padi setebal 10 cm, diatasnya ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan bahan organik selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), berulah air dialirkan kedalam kolam secara perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm (bahan organik + air). Dengan demikian media dasar kolam sudah selesai, tinggal media tersebut dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah. Setelah itu belut-belut diluncurkan ke dalam kolam

0 komentar:

Posting Komentar